1.Hadits dan Sunnah
Hadits ialah segala peristiwa yang disandarkan kepada
Nabi SAW.walaupun hanya sekali saja terjadinya dalam sepanjang hidup Nabi
SAW.dan walaupun hanya diriwayatkan oleh seseorang saja.
Adapun sunnah,sebenarnya adalah nama bagi amaliah yang
mutawatir,yakni cara Rasulullah SAW.melaksanakan suatu ibadah yang dinukilkan
dengan amaliah yang mutawatir pula,walaupun lafadh penukilannya tidak mutawatir
maka dalam segi sanad tidak mutawatir,tetapi dalam segi amaliahnya mutawatir.
Dari sudut
terminologi,para ahli hadits tidak membedakan antara hadits dan sunnah.Menurut
mereka,hadits atau sunnah adalah hal-hal yang berasal dari Nabi Muhammad
SAW.,baik berupa perkataan,perbuatan,penetapan maupun sifat beliau,dan sifat
ini,baik berupa sifat-sifat fisik,moral maupun perilaku,sebelum beliau menjadi
Nabi maupun sesudahnya.
Sunnah pada dasarnya sama dengan hadits,namun dapat
dibedakan dalam pemaknaannya,seperti yang diungkapkan oleh M.M.Azami bahwa
sunnah berarti model kehidupan Nabi SAW.,sedangkan hadits adalah periwayatan
dari model kehidupan Nabi SAW.tersebut.
2.Khabar dan Atsar
Khabar
secara bahasa,khabar artinya warta atau berita yang
disampaikan dari seseorang kepada orang
lain.Khabar menurut istilah ahli hadits adalah,
ما أضيف الي
النبي صلي الله عليه وسلم أو غيره
Segala
sesuatu yang disandarkan atau berasal dari Nabi SAW,atau dari yang selain Nabi
SAW.
Maksudnya
bahwa khabar itu cakupannya lebih luas disbanding dengan hadits.Khabar
mencakup segala sesuatu yang berasal dari Nabi Muhammad SAW.dan selain
Nabi,seperti perkataan sahabat dan tabi’in,sedangkan hadits hanya segala
sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW.,baik perkataan,perbuatan,maupun
taqrir (ketetapan) beliau.
Atsar dari
segi bahasa berarti Bekasan sesuatu atau sisa sesuatu atau bias juga berarti
nukilan.
Menurut istilah Jumhur,Atsar sama artinya dengan
Khabar dan Hadits.Para Fuqaha menggunakannya sebagai istilah untuk
perkataan-perkataan para ulama Salaf,Sahabat,Tabi’in dan lainnya.
Pendapat lain mengatakan bahwa Atsar lebih umum
sifatnya dari pada Khabar,karena Atsar dinisbatkan kepada yang datang dari Nabi
dan yang selainnya,sedangkan Khabar hanya untuk yang datang dari Nabi SAW saja.
Dari beberapa uraian tentang hadits dapatlah
disimpulkan bahwa,baik Hadits,Sunnah,Khabar dan Atsar sebagaimana yang telah
diuraikan,maka pada dasarnya kesemuanya memiliki persamaan maksud,yaitu untuk
menunjukkan segala sesuatu yang datang dari Nabi SAW,baik berupa
perkataan,perbuatan maupun taqrirnya.
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA
HADITS QUDSI DAN HADITS NABAWI
1.Persamaan Hadits Nabawi
dengan Hadits Qudsi
Hadits qudsi
dengan hadits nabawi pada dasarnya mempunyai persamaan,yaitu sama-sama
bersumber dari Allah SWT.Hal ini dijelaskan oleh Allah SWT dalam firman-Nya,
وما ينطق عن
الهوي.ان هو الا وحي يوحي
Dan tiadalah
yang diucapkannya itu (Al-Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya.Ucapannya itu
tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).
(Q.S.An-Najm [53]:3-4)
2,Perbedaan Hadits Nabawi
dengan Hadits Qudsi
Perbedaan antara hadits nabawi dan hadits qudsi dapat
dilihat dari segi penisbatan,yaitu hadits nabawi dinisbatkan kepada Rasul
SAW.dan diriwayatkan daari beliau sehingga dinamakan hadits nabawi.Adapun
hadits qudsi dinisbatkan kepada Allah,sedangkan Rasul SAW.menceritakan dan
meriwayatkan dari Allah SWT.Oleh karena itu,ia dibatasi dengan sebutan ‘Al-quds’
atau ‘Al-ilah’ sehingga disebut hadits qudsi atau hadits ilahi,yakni
penisbatan kepada Dzat Yang Mahatinggi.
Jika dalam
suatu hadits terdapat kata-kata seperti,
قال رسول
الله صلي الله عليه وسلم فِيْمَا يَرْوِيْهِ عَنْ رَبِّهِ
Rasul SAW.telah
bersabda,sebagaimana yang diterima dari Tuhannya.
Atau kata-kata,
قال رسول
الله صلي الله عليه وسلم:قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ
3.Perbedaan di antara
Al-Qur’an,Hadits Qudsi,dan Hadits yang lain:
a. Nur (cahaya)
yang terdapat dalam Al-Qur’an adalah Qadim dari Allah SWT.
b. Nur (cahaya) yang terdapat
dalam hadits Qudsi adalah dari ruh Nabi sendiri,tidak seperti nur dari pada
Al-Qur’an.
c. Sedangkan
Nur-nur yang terdpat dalam Hadits yang bukan Hadits Qudsi,adalah dari pada zat
Nabi sendiri.
Ringkasnya:
Nur Al-Qur’an dari pada zat Allah,Nur Hadits Qudsi dari ruh Nabi dan Nur Hadits
yang bukan Qudsi dari pada zat Nabi.
4.PERBEDAAN AL-QUR’AN DENGAN
HADITS QUDSI
Ada beberapa
perbedaan antara Al-Qur’an dan Hadits Qudsi antaranya sebagai berikut:
1. Al-Qur’an Al-Karim adalah kala Allah
yang diwahyukan kepada Rasulullah dengan lafadznya.Dengan kalam Allah itu
pula,orang Arab ditantang untuk membuat yang serupa dengannya,sepuluh surat
yang serupa itu,bahkan satu surat,tetapi merkea tidak mampu membuatnya.Tantangan
itu tetap berlaku karena Al-Qur’an adalah mukjizat yang abadi hingga hari
kiamat,sedangkan Hadits Qudsi tidak digunakan untuk menantang dan tidak pula
untuk mukjizat.
2. Al-Qur’an Al-Karim hanya dinisbatkan
kepada Allah sehingga dikatakan,’Allah ta’ala telah berfirman,’sedangkan
Hadits Qudsi terkadang diriwayatkan dengan disandarkan kepada Allah sehingga
nisbat Hadits Qudsi kepada Allah merupakan nisbat yang dibuatkan.Maka
dikatakan,’Allah telah berfirman atau Allah berfirman.’Terkadang
pula diriwayatkan dengan disandarkan kepada Rasulullah SAW.,tetapi nisbatnya
adalah nisbat khabar.Karena Nabi yang menyampaikan hadits itu dari
Allah,dikatakan Rasulullah SAW.menngatakan mengenai apa yang diriwayatkan dari
Tuhannya.
3. Seluruh isi Al-Qur’an dinukil secara
mutawatir sehingga kepastiannya sudah mutlak.Hadits-hadits Qudsi
kebanyakannya adalah khabar ahad sehingga kepastiannya masih merupakan
dugaan.Ada kalanya hadits qudsi itu shahih,terkadang hasan
(baik),dan teerkadang pula dha’if (lemah).
4. Al-Qur’an Al-Karim dari Allah,baik
lafadz maupun maknanya maka Al-Qur’an adalah wahyu,baik dalam lafadz maupun
maknanya.Adapun Hadits Qudsi,maknanya saja yang dari Allah,sedangkan lafadznya
dari Rasulullah SAW.Hadits Qudsi adalah wahyu dalam makna,tetapi bukan dalam
lafal.Oleh sebab itu,menurut sebagian besar ahli hadits,diperbolehkan
meriwayatkan Hadits Qudsi dengan maknanya saja.
5. Membaca Al-Qur’an Al-Karim
merupakan ibadah sehingga dibaca di dalam shalat.Sebagaimana Allah
SWT.berfirman:
....فَاقْرَءُوْا مَا تَيَسَّرَ مِنْهُ....
Maka bacalah apa yang mudah bagimu dari Al-Qur’an itu.(Q.S.Al-Muzammil:20)
Adapun hadits qudsi tidak disuruh dibaca di dalam shlat.Allah memberikan
pahala membaca hadits qudsi secara umum saja.Membaca hadits qudsi tidak akan memperoleh
pahala seperti yang disebutkan dalam hadits mengenai membaca Al-Qur’an bahwa
pada setiap huruf terdapat kebaikan